News

Bentrok Aparat TNI Vs Polri Di Mamberamo Raya Menimbulkan Kekhawatiran Bagi Masyarakat.

375
×

Bentrok Aparat TNI Vs Polri Di Mamberamo Raya Menimbulkan Kekhawatiran Bagi Masyarakat.

Sebarkan artikel ini


Mamberamo Raya (Papua), penajournalis.com- Kesalah pahaman yang menimbulkan bentrok yang mengakibatkan terjadinya kontak senjata antara  aparat TNI anggota Satgas pamrahwan Yonif 755- Kostrad dengan anggota Polres mamberamo raya beberapa Waktu ini Mendapat Respon dari berbagai Elemen Masyarakat.

Menurut masyarakat, aparat TNI maupun Polri seharusnya menjaga kenyamanan dan keamanan bukannya membuat kepanikan dan kekhawatiran besar bagi rakyat, sebab perbuatan Bentrok seperti ini dianggap Kejahatan yang dilakukan secara tidak Manusiawi. Seperti halnya yang disampaikan oleh SEKJEN Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Papua Peduli Rakyat (KMP3R) “Jansen Previdea Kareth”.

Menurut Jansen, yang perlu disadari oleh oknum aparat TNI dengan anggota Polres Mamberamo Raya adalah Kondisi Negara Kita yang mana sedang Menghadapi Wabah Penyakit Corona Virus Desease – 19 (covid-19) yang belum tentu kapan akan berakhir.

“SeharusNya Aparat TNI Kita Menjadi Ujung Tombak untuk Membantu Pemerintah Baik pemerintah Pusat maupun Daerah dalam Mendorong Pertahanan dan Kemanan di setiap Daerah masing-masing dan melaksanakan Tugas yang di Amanahkan,” Ujar Jansen

Lanjut Jansen “Kita Sangat Sesali terhadap Perbuatan yang dilakukan Oleh Anggota TNI  Satgas Yonif 755-Kostrad bagi Anggota POLRI  yang bertugas di Polres Mameramo raya. Maka saya sebagai Sekertaris Jenderal  Koalisi Mahasiswa Dan Pemuda Papua Peduli Rakyat (SEKJEN KMP3R) memandang perlu untuk angkat bicara dan mempertanyakan 3 orang asli papua (OAP) yang mana telah dinyatakan meninghal dunia akibat bentrok dan kontak senjata beberapa jari lalu,” Jelas Jansen.

Menurut Jansen Korban penembakan yang Mati Tiga Orang adalah Anak Asli Papua, “Bagian ini yang  Perlu saya sampaikan agar Menjadi Masukan Kepada PANGLIMA TNI agar siapapun anggota TNI Pelaku Penembakan yang Berlindung dibawah Jubah Institusi TNI dan Menggunakan Senjata sebagai Alat Negara untuk Saling Membunuh atau Menembak Sesama Anak Bangsa segera di Pecat dan dihukum tegas,” ungkap Jansen.


Lanjut Jansen,” Sebagai Anak Asli Papua Saya Merasa perbuatan penembakan yang dilakukan sampai Menghilangkan Nyawa Tiga Putra Terbaik Anak Asli Papua ini perlu di tindak Tegas melalui Proses Hukum Militer tetapi juga  di proses melalui Hukum Positif yang dilakukan secara Terbuka agar Memberikan Efek Jerah,” pintah Jansen

Sebagai Anak Asli Papua kami Merasa bahwa Tiga Putra Asli Papua yang tugas dan mengabdi  bagi Negara di Polres Mamberamo Raya Kemudian Mati di Tembak ini Merupakan Perajurit terbaik Anggota POLRI yang Pergi Meninggalkan Keluarga besar mereka dan Kami Semua di Tanah Papua.

Bagian ini menjadi  pelajaran bahwa jangan sekali-kali Anggota TNI atau POLRI sering lupa bahwa senjata adalah milik (Rakyat) bukan milik TNI atau Polisi sebab Anggota hanya dipinjamkan untuk sementara waktu dengan tujuan untuk melindung rakyatnya, bukan untuk memakan rakyatnya sendiri atau sesama KasatuanNya yang lagi melaksanakan tugas  baik TNI/POLRI.

” Kalau TNI atau Polisi yang menggunakan senjatanya dan memukul pemiliknya atau Menembak sesama Anggota Kesatuan TNI maupun Polisi adalah Anggota yang memang sangat tidak profesional dalam tugasnya,” tutur Jansen

“,sangat Miris Kondisi Kesatuan Aparat Sebab Sesama Anggota dalam Menyelesaikan Masalah Sepele saja sudah salaing Membunuh, Apalagi dengan kami Masyarakat biasa (Sipil) bisa bahaya, Bagaian ini yang Kami Minta Segera di tindak Tegas Pelaku Penembakan. Terima Kasih,” pungkas Jansen. (Fian).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *