Penajournalis.com-LEUWILIANG,(Bogor). Pemdes Leuwiliang bersama tokoh masyarakat dan ulama serta RT dan RW membubarkan warga yang sedang makan di pasar Leuwiliang. Tak hanya penutupan pedagang nasi dan bakso, pihak desa pun memasang tulisan berisi larangan berjualan selama bulan ramadhan. Kegiatan tersebut berlangsung sejak pagi pukul 09.00 WIB, pada Sabtu (9/5)
“Hari ini pemerintah desa bersama tokoh dan ulama menutup 20 warung makan membubarkan warga yang sedang makan di area pasar Leuwiliang, bahkan kami pun meminta para pedagang untuk tidak berjualan selama bulan ramadhan,” kata Kepala Desa Leuwiliang Iman Nurhaiman, Sabtu (9/5/20).
Iman juga menjelaskan, para pedagang pun diminta untuk menghormati warga lain yang sedang melaksanakan puasa minimal tidak berjualan dulu.
“Kita juga akan membuat tim khusus untuk setiap hari mengawasi warung yang sudah tutup kembali buka karena akan diberikan sanksi tegas tidak boleh berjualan lagi di area pasar,” tegasnya
Sementara itu, salah satu pedagang bakso Sari Rahmawati mengaku, dirinya tetap membuka usahanya karena kebutuhan sehari-hari. Apalagi pandemi covid-19 sangat berdampak ke penghasilannya.
“Pandemi covid-19 membuat penghasilan dagangan sangat anjlok, makanya saya tetap buka dibulan ramadhan,” pungkasnya
Seperti diketahui pemdes Leuwiliang sudah berkoordinasi dengan poll PP kecamatan dan Polsek leuwiliang. Namun, tidak ada tanggapan apapun dari dua aparatur pemerintah tersebut. Bahkan, ditengah pandemi covid-19 masih banyak warga tak menggunakan masker padahal sedang PSBB di kabupaten Bogor diperpanjang.
Reporter/Wartawan : ( Cep Rendra )