AgamaNewsRedaksi

Kultum Ramadhan hari ke 9 “Al-Qur’an Pedoman Hidup Umat Islam” oleh Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I

181
×

Kultum Ramadhan hari ke 9 “Al-Qur’an Pedoman Hidup Umat Islam” oleh Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I

Sebarkan artikel ini


Penajournalis.com – Mimbar Dakwah oleh Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I dai Kamtibmas Polres Garut, ketua MUI desa Margacinta kec.Leuwigoong, dewan penasehat rohani penajournalis.com (02/05/2020)

“Al-Qur’an Pedoman Hidup Umat Islam”
Assalamu`alaikum Wr. Wb
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin Rohimakumulloh
Puji Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi bahwa karena qudrat dan iradat-Nya pada kesempatan ini kita dapat bertemu dalam keadaan sehat wal afiat tak kurang suatu apapun dalam rangka menuntut ilmu sebagaimana telah diwajibkan kepada kita untuk menuntutnya. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada Nabiana Rasulullah Muhammad Saw. kepada keluarganya, para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia dari awal hingga akhir zaman. Aamiin ya rabbal alaamiin.

Hadirin Rohimakumulloh
Al-Quran menurut bahasa memiliki dua pengertian. Pertama, diartikan sebagai “bacaan.” Ini didasarkan pada firman Allah SWT QS. al-Qiyamah ayat 18;
“Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. al-Qiyamah [75]:18).
Kedua, diartikan sebagai al-Jam’u (kumpulan). Ini didasarkan pada firman Allah SWT. QS. al-Qiyamah ayat 17: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuat mu pandai) membacanya.” (QS. al-Qiyamah [75]:17).

Adapun pengertian al-Quran menurut istilah adalah:
كَلاَمُ اللهِ تَعَالَى الْمُنَزَّلُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّفْظِ الْعَرَبِيِّ الْمَنْقُوْلُ إِلَيْنَا بِالتَّوَاتُرِ الْمَكْتُوْبُ بِالْمَصَاحِفِ الْمُتَعَبَّدُ بِتِلاَوَتِهِ الْمَبْدُوْءُ بِالْفَاتِحَةِ وَالْمَخْتُوْمُ بِسُوْرَةِ النَّاسِ.
“Kalam Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawattir, membacanya merupakan ibadah, tertulis dalam mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah, ditutup dengan surat an-Naas.”

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa al-Quran adalah wahyu Allah bukan buatan Nabi Muhammad SAW. Adapun dalil yang menunjukkan bahwa al-Quran itu wahyu Allah adalah: Pertama, dari awal diturunkan sampai sekarang bahasa al-Quran tidak berubah-berubah.

Kedua, Al-Quran tidak mengalami penambahan dan pengurangan, baik makna, isi dan kata atau kalimatnya. Ketiga, tak ada seorang pun yang mampu menandingi bahasa al-Quran. Keempat, turunnya sesuai dengan peristiwa dan kebutuhan. Kelima, Isi kandungannya menyeluruh dan berlaku dari masa ke masa.

Hadirin Rohimakumulloh
Terdapat nama-nama lain bagi Al-Quran yang diberikan oleh Allah SWT. yang merupakan ciri-ciri dan kriteria Al-Quran itu sendiri. Pertama, Al-Kitâb (Kitab). Penamaan ini dinyatakan dalam firman Allah SWT.
“Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, (menjadi) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. al-Baqarah [2]:2)

Kedua, Al-Furqân (Pembeda). Dinamakan Al-Furqaan karena memiliki fungsi sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah. Firman Allah SWT.
“Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqaan (al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. al-Furqân [25]:1)

Ketiga, Al-Dzikr (Peringatan). Dinamakan al-Dzikru karena memiliki funsi sebagai pemberi peringatan. Firman Allah SWT.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]:9)

Keempat, Al-Mau’izah (Nasihat). Dinamakan al-Mau’izah karena ia merupakan pelajaran atau nasihat. Firman Allah SWT.
“Wahai manusia! Sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al Qur’an) dari Tuhanmu penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yuunus [10]:57)

Kelima, Al-Hikmah (Kebijaksanaan). Dinamakan al-Hikmah karena segala yang terkandung di dalam al-Qur’an adalah kebijaksanaan.
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu (Muhammad). Dan janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela dan dijauhkan (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Israa [17]:39)

Keenam, Asy-Syifa’ (Obat). Dinamakan Asy-Syifa’ karena mampu mengobati atau menyembuhkan penyakit baik lahir maupun batin. Firman Allah SWT.
“Wahai manusia! Sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al Qur’an) dari Tuhanmu penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yuunus [10]:57)

Ketujuh, Al-Hudâ (Petunjuk). Dinamakan al-Hudâ karena ia juga berfungsi sebagai petunjuk. Firman Allah SWT.
“Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al Qur’an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepadaTuhan maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa.” (QS. Al-Jin [72]:13)

Kedelapan, Al-Tanzîl (yang Diturunkan). Dinamakan Al-Tanzîl karena ia adalah kitab suci yang diturunkan. Firman Allah SWT.
”Dan sungguh (al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam.” (QS. Asy-Syu’arâ [26] : 192)

Kesembilann, Al-Bayân (Penjelas). Dinamakan Al-Bayân karena ia berfungsi sebagai penjelas dan penerang kebenaran dari Tuhan. Firman Allah SWT.
“Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, da menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imrân [3]:138)

Kesepuluh, Al-Kalâm (Firman). Dinamakan Al-Kalâm karena ia adalah firman Allah dan merupakan kitab suci yang diucapkan. Firman Allah SWT.

“Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadanmu, maka lindungilah agar dia dapar mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS. At Taubah [9]:6)

Al-Quran sebagai Mukjizat Al-Quran adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Dikatakan mukjizat, karena tidak ada seorang pun yang mampu meniru al-Quran, baik dari keindahan bahasanya maupun kandungannya. Upaya untuk menandingi Al-Quran dilakukan oleh seorang nabi palsu yaitu Musailamah al-Kadzdzab, dengan membuat ayat-ayat buatan. Tapi, tidak satu pun ayat yang dibuatnya menyamai al-Quran. Ini menunjukkan bahwa al-Quran benar-benar mukjizat dari Allah kepada Rasulullah SAW.

Adapun tujuan dari kemukjizatan al-Quran adalah: Pertama, membuktikan bahwa Nabi Muhammad yang membawa mukjizat kitab al Qur’an itu adalah benar-benar seorang nabi dan rasul Allah.

Kedua, membuktikan bahwa kitab al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad. Ketiga, menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghahnya bahasa manusia khususnya bangsa Arab, karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti al-Qur’an. Keempat, menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka ingkar tidak mau beriman dan sombong tidak mau menerima kitab suci itu.
Adapun aspek-aspek kemukjizatan al-Quran adalah:

  1. Kemukjizatan dalam aspek bahasa
    d. Keunikan dalam aspek kebahasaan
    e. Keindahan susunan kata dan pola kalimatnya
    f. Ragam bahasanya indah, fasih dan mudah difahami
  2. Mengandung teori-teori ilmu pengetahuan
  3. Hukum yang dikandungnya tidak dapat dikalahkan oleh hukum manusia
  4. Mengandung berita-berita yang ghaib
    Cara-cara Al-Quran Diturunkan
    Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahapan, yaitu:
    Tahap Pertama, Al-Qur’an diturunkan ke Lauh Mahfuzh, yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Dalil yang mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an ditempatkan di Lauh Mahfuzh adalah Firman Allah SWT
    ”Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.” (Q.S. al-Buruj [85]:21-22)
    Wujudnya Al-Qur’an di Lauhu Mahfuzh adalah dalam suatu cara dan tempat yang tidak bisa diketahui kecuali oleh Allah sendiri. Dalam Lauh Mahfuzh Al-Qur’an berupa kumpualn lengkap tidak terpisah-pisah.
    Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah di Langit dunia atau langit terdekat dengan dunia. Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia pada malam al-Qadr secara sekaligus. Firman Allah SWT.
    ”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. ad-Dukhan [44]:3).
    Malam yang diberkahi ialah malam Al-Quran pertama kali diturunkan. Di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
    Tahap ketiga al-Quran diturunkan dari Baitul Izzah di langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yang terdiri dari dua periode, Mekkah dan Madinah. Pertama, Periode Makkah, selama 12 tahun 5 bulan dan lebih 13 hari, terdiri dari 90 surah yang mencakup 4.773 ayat. Periode Mekkah adalah periode sebelum Nabi Hijrah ke Madinah. Ayat-ayatnya disebut Makiyah. Kedua, Periode Madinah, selama 9 tahun 9 bulan lebih 9 hari, yang terdiri dari 24 surah yang meliputi 1463 ayat. Periode Madinah adalah periode Nabi setelah hijarh ke Madinah. Ayat-ayatnya disebut Madaniyah. Jadi jumlah keseluruhan surat dan ayat al-Quran adalah 114 surat dan 6236 ayat.
    Permulaan turunya Al-Qur’an dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad SAW adalah pada malam lailatul qadar, tanggal 17 Ramadhan pada waktu Nabi SAW. berusia 41 tahun bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M, sewaktu beliau sedang berkhalwat (meditasi) di Gua Hira’ di atas Jabal Nur. Ayat yang pertama kali turun adalah Al-‘Alaq ayat 1-5:
    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. al’Alaq [96]:1-5)
    Sedangkan wahyu yang terakhir yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Maidah:3, pada waktu Nabi sedang berwukuf di Arafah melaukan Haji Wada’pada tanggal 9 Dzul hijjah 10 H, yaitu ayat:
    “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah [5]:3).
    Adapun hikmah al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur adalah: Pertama, memperkuat dan memperkokoh hati Nabi Muhammad SAW. Kedua, bertahap dalam mendidik umat yang sedang tumbuh baik dengan Ilmu maupun dengan Amal. Ketiga, mempermudah hafalan dan pemahaman Al-Qur’an. Keempat, bertahap dalam menanamkan keyakinan dan ibadah yang benar serta budi pekerti yang luhur. Kelima, menunjukkan bahwa sumber Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT sendiri. Keenam, sejalan dengan situasi, peristiwa dan kejadian-kejadian.

Isi Kandungan Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu sampai akhir zaman. Isi kanduang al-Quran merupakan penyempurna pokok- pokok ajaran dari kitab-kitab Allah SWT yang terdahulu, yaitu Taurat, Injil, dan Zabur.

Isi kandungan al-Quran secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok, sebagai berikut:
Pertama, Aqidah/ Akidah. Ruang lingkup pembahasan akidah meliputi hal-hal sebagai berikut:

e. Illahiyyat, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT seperti wujud Allah, nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-Nya.

f. Nubuwat, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan nabi dan rasul, termasuk tentang kitab-kitab Allah, mu’jizat dan sebagainya.

g. Ruhaniyyat, yaitu pembahasan yang berkaitan dengan alam ruhani (metafisik), seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh dan lain sebaginya.

h. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat dalil naqli berupa al-Qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebagainya.

Kedua, Ibadah dan Mu’amalah. Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dan muamallah. Menurut Al-Qur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalam QS Adz- Dzariyat [51]:56.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz- Dzariyat [51]:56).

Al-Quran mengatur bagaimana manusia melaksanakan pengabdian (ibadah)nya kepada Allah SWT. Di samping itu, al-Quran mengatur bagaimana manusia melakukan hubungan dengan sesamanya (bermuamalah), seperti silahturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Ketiga, Hukum. Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum pidana, hukum musyawarah, hukum perang, dan hukum antar bangsa.

Keempat, Akhlak. Mengenai akhlak, al-Quran memberikan petunjuk bagaimana manusia bersikap dan berperilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan makhluk lain.

Kelima, Kisah-kisah umat terdahulu. Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memberi perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya. Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas. Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an.

Keenam, Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an banyak mengimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dalam surat ar-Rad ayat 19 dan al-Zumar ayat 9. Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian, dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.

Keutamaan Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci yang memiliki keutamaan dan kelebihan di banding dengan kitab-kitab suci lainnya. Di antara keutamaan al-Quran adalah: Pertama, menjadi pedoman dan petunjuk lengkap bagi manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta segala zaman. Kedua, memiliki ayat-ayat yang mengagumkan dan dapat mempengaruhi jiwa pembaca dan pendengarnya. Ketiga, memberi gambaran umum ilmu pengetahuan yang dapat merangsang perkembangan berbagai ilmu. Keempat, memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran manusia. Kelima, menyamakan manusia tanpa ada pembagian kelas, golongan, dan lain sebagainya. Keenam, melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.

Menampilkan Perilaku yang Mengamalkan Al-Quran.

Al-Quran adalah pedoman hidup umat Islam yang wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang Islam dituntut untuk berperilaku sesuai dengan isi kandungan al-Quran. Perilaku orang yang mengamalkan al-Quran, di antaranya: Pertama, senang membaca dan mendengarkan al-Quran. Kedua, mempelajari isi kandungan al-Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, memiliki rasa takut kepada Allah ketika membaca dan mendengar ayat-ayat al-Quran. Keempat, selalu melaksanakan kewajiban, seperti shalat, puasa dan lain-lain. Kelima, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Hadirin Rohimakumulloh
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Terima kasih atas perhatianya. Semoga yang tersampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wabillahi taufiq wal hidayah, Walhamdulillah hirrabbil ‘alamin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. (Redaksi Penajournalis.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *