AgamaNewsRagamRedaksi

Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I : Mimbar Dakwah Lima Hadist Tentang Laknatullah

331
×

Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I : Mimbar Dakwah Lima Hadist Tentang Laknatullah

Sebarkan artikel ini

Penajournalis.com, – Mimbar Dakwah
Senin 19 Muharram 1442 H / Senin 07 September 2020 M
Lima Hadist Tentang Laknatullah oleh Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I da’i Kamtibmas Rohbintal Polsek Koramil Leuwigoong Polres Kodim Garut ketua MUI desa Margacinta kec Leuwigoong kab Garut dewan penasehat rohani Penajournalis.com (07/09/2020)

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Hadirin rahimakumullah
Kita patut bersyukur kepada Allah atas berbagai macam limpahan nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita, nikmat harta, nikmat umur panjang, dan nikmat sehat, ini adalah semua nikmat yang wajib kita syukuri. Lebih-lebih lagi nikmat yang paling utama, Allah masih memberi nikmat iman dan Islam. Nikmat iman tentu lebih istimewa daripada nikmat kekayaan, karena iman inilah yang menjadi jaminan kita bahagia.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada suri tauladan kita yang menjadi teladan juga dalam hidup sederhana yaitu Nabi besar kita Muhammad SAW, begitu pula kepada Ummahatul Mukminin, istri-istri beliau yang tercinta, yaitu (1) Khadijah binti Khuwailid, (2) Saudah binti Zam’ah, (3) ‘Aisyah binti Abi Bakr, (4) Hafshah binti ‘Umar, (5) Zainab binti Khuzaimah, (6) Zainab binti Jahsy, (7) Ummu Salamah binti Abi Umayyah, (8) Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan, (9) Juwairiah binti Al-Harits, (10) Shafiyyah binti Huyay, (11) Maimunah binti Al-Harits, juga kepada para khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum) serta yang mengikuti para salaf tadi dengan baik hingga akhir zaman.
Hadirin rahimakumullah
Sering kita dengar tentang dosa yang mendapatkan laknat atau kutukan dari Allah Swt.
Setiap orang yang terkena laknat kutukan Allah, maka ia berarti jauh dari rahmat atau kasih sayang Allah dan berhak mendapatkan siksa, akhirnya binasa. Demikian disebutkan dalam Lisanul ‘Arab, 13: 387-388.
Yang dilaknat bisa jadi perbuatannya adalah kekafiran. Ini jelas jauh dari rahmat Allah dan berhak mendapatkan azab Allah.
Bisa pula yang dilaknat tetap muslim, namun ia melakukan perbuatan yang pantas dapat laknat seperti orang yang minum minuman keras, orang mencaci maki orang tuanya dan semacam itu. Perbuatan yang dilakukan tentu saja termasuk al-kabair (dosa besar), namun tidak menyebabkan ia kekal di dalam neraka.
Ada lima buah hadits yang kami bawakan pada kesempatan kali ini yang menerangkan tentang dosa-dosa yang akan mendatangkan laknat Allah sehingga kita semakin takut untuk berbuat maksiat dan berusaha untuk menghindari dosa-dosa yang nanti disebutkan dalam hadist, diantaranya:
Hadits Pertama
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ غَيَّرَ الْمَنَارَ
“Allah melaknat siapa saja yang melakukan sembelihan (tumbal) pada selain Allah (menyebut nama selain Allah, pen.). Allah melaknat orang yang melindungi pelaku maksiat (dan bid’ah). Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya. Allah melaknat orang yang merubah batas tanah.” (HR. Muslim, no. 1978)
Ada empat hal yang dilaknat dalam hadits pertama ini:
Orang yang menyerahkan tumbal atau sembelihan kepada selain Allah bisa jadi karena ingin memenuhi prasyarat pesugihan dan ingin menjadi kaya atau untuk mengangkat musibah dengan segera lewat istighatsah kepada selain Allah.
Melindungi pelaku maksiat dan bid’ah.
Orang yang mengutuk orang tuanya, bisa jadi secara langsung, bisa jadi karena dia menjadi sebab orang tuanya dilaknat.
Orang yang menzalimi orang lain dengan merubah batas tanah.
Hadits Kedua
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, yang menyetorkan riba, pencatat transaksi riba dan dua orang saksi dalam transaksi riba.” Beliau mengatakan, “Mereka semua sama (dapat dosa, pen.).” (HR. Muslim, no. 1598)
Riba adalah tambahan pada sesuatu yang khusus, misalnya yang dikatakan oleh para ulama dalam utang piutang, “Setiap utang piutang yang di dalamnya terdapat keuntungan maka termasuk riba.”
Yang dilaknat dalam hadits di atas adalah:
Pemakan riba (rentenir)
Yang menyetor riba (nasabah)
Pencatat riba (sekretaris)
Dua orang saksi dalam transaksi riba.
Hadits Ketiga
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata:
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّاشِىَ وَالْمُرْتَشِىَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap”. (HR. Abu Daud no. 3580, Tirmidzi no. 1337, Ibnu Majah no. 2313. Kata Syaikh Al-Albani hadits ini shahih).
Berarti yang dilaknat dalam hadits ketiga adalah orang yang menyuap dan disuap. Namun berbeda kalau yang menyuap ini karena menuntut haknya yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan jalan menyuap, maka ia yang menyuap tidak terkena laknat seperti dalam hadits.
Hadits Keempat
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ وَقَالَ « أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ » . قَالَ فَأَخْرَجَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فُلاَنًا ، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang bergaya seperti wanita dan wanita yang bergaya seperti pria.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian.” Ibnu ‘Abbas katakan, “Nabi pernah mengeluarkan orang yang seperti itu. Demikian halnya dengan ‘Umar.” (HR. Bukhari, no. 5886)
Inilah yang dilaknat seperti tingkah laku kaum LGBT saat ini.
Hadits Kelima
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَلاَثَةً رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَرَجُلٌ سَمِعَ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ ثُمَّ لَمْ يُجِبْ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat tiga orang: (1) orang yang memimpin kaumnya lantas mereka tidak suka (lantaran penyimpangan agama, bukan masalah dunia, pen.), (2) istri yang di malam hari membuat suaminya membencinya (karena tidak mau taat pada suami, pen.), (3) ada orang yang mendengar ‘hayya ‘alal falaah’ (marilah meraih kebahagiaan) lantas ia tidak memenuhi panggilan berjamaah tersebut.” (HR. Tirmidzi, no. 358. Hadits ini sanadnya benar-benar lemah menurut Syaikh Al-Albani). Walau hadits ini dha’if, namun maknanya shahih.
Semoga kita ada dalam lindungan Nya. Aamiiin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

(Redaksi Penajournalis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *