AgamaIWO (Ikatan Wartawan Online)Karya JurnalistikNewsRagamRedaksi

Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I., Mimbar Dakwah : “Iman Kepada Rosul-rosul Alloh”

171
×

Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I., Mimbar Dakwah : “Iman Kepada Rosul-rosul Alloh”

Sebarkan artikel ini

Penajournalis.com, – Mimbar Dakwah oleh ustadz Aceng Anwar S.Kom.I, da’i Kamtibmas/ Rohbintal Polsek/ Koramil Leuwigoong Polres /Kodim Garut, Ketua MUI Desa Margacinta kecamatan Leuwigoong kabupaten Garut, Dewan Penasehat Rohani Penajournalis.com (13/11/2020)

“Iman Kepada Rosul-rosul Alloh”
Assalamu”alaikum Wr.Wb.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِىالْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَلَوْ اَنَّ أَهْلَ الْقُرَآى آمَنُوْا وَتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَ كَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلاَرْضِ وَلكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْ نَهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ. (الاعرف: 96)

Hadirin rohimakumulloh.
Mari kita memuji kehadirot Alloh Ilahi Robi yang selalu merahmati dan memberi taufik serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, shohabatnya dan kita semua sebagai umatnya.

Hadirin rohimakumulloh
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya. Nabi adalah manusia pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.
Firman Allah SWT :
“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-An’am (6):48).

Hadirin rohimakumulloh
Jumlah Nabi yang diangkat oleh SWT menurut keterangan yang kuat adalah 124.000 nabi. Dari jumlah tersebut, sebagian ada yang diangkat menjadi rasul. Adapun mengenai jumlahnya terdapat tiga pendapat, yaitu ada yang mengatakan 313, 314, dan 315 rasul. Dari jumlah tersebut, rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang, yaitu: Nabi Adam As, Idris, Nuh As, Hud As, Sholeh As, Ibrahim As, Luth As, Ismail As, Ishaq As, Ya’qub As, yusuf As, Ayub As, Syu’aib As, Musa As, Harun As, Zulkifli As, Daud As, Sulaiman As, Ilyas AS, Ilyasa As,yunus As, Zakaria As, yahya As, Isa As dan Nabi Muhammad SAW

Di antara 25 Nabi dan Rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalah kepada umatnya. Jumlah Rasul Ulul Azmi ada 5 orang, yaitu: Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As dan Nabi Muhammad SAW

Hadirin rohimakumulloh
Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah SWT kepada umatnya. Secara lebih rinci, tugas-tugas para rasul adalah:
Pertama, Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Kedua, Mengajarkan kepada umat manusia cara menyembah atau beribadah kepada Allah SWT.
Ketiga, Menjelaskan hukum-hukum Allah SWT.
Keempat, Memberikan contoh kepada umatnya cara berakhlak yang baik sesuai ajaran agama.
Kelima, Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Keenam, Memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang taat, dan kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya).

Hadirin rohimakumulloh
Adapun dalil tentang kewajiban iman kepada rasul-rasul Allah, sebagai berikut:
Pertama, QS. Al-Baqarah (2) ayat 285 :
“semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”.
Kedua, QS. Al-Baqarah (2) ayat 177 :
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi“

Ketiga, Hadits Rasulullah SAW :

الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلْهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ (رواه مسلم)
“Iman itu adalah engkau percaya (adanya) Allah, malaikatNya, kitab-kitab suciNya, para RasulNya dan hari akhirat serta percaya ekpada taqdir yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim).
Keempat, Menurut akal, kewajiban untuk mengetahui Allah, beribadah kepada-Nya, dan melaksanakan hukum-hukumNya, tidak akan diketahui oleh manusia kalau tidak mengajarkannya. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya diperlukan seseorang yang diangkat oleh Allah untuk mengajarkan hal tersebut, yaitu rasul.

Hadirin rohimakumulloh
Para Nabi dan Rasul memiliki empat sifat wajib dan empat sifat mustahil, serta satu sifat jaiz.
Pertama, Shiddiq artinya benar, mustahil ia kizib atau dusta.
Artinya nabi dan rasul bersifat benar, baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yakni sesuai dengan ajaran Allah SWT. Firman Allah SWT.
“Dan Kami menganugrahkan kepada mereka sebagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia.” (QS. Maryam (19):50).
Kedua, Amanah (dapat dipercaya), mustahil khianat (curang).
Artinya para nabi dan rasul itu bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah SWT, serta memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atas ajaran Allah SWT.
Firman Allah SWT.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu”. (QS. Al-A’raf (7):68)
Ketiga, Tabligh (menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil kitman (menyembunyikan wahyu).
Artinya para nabi dan rasul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Allah SWT sekalipun mengakibatkan jiwanya terancam. Firman Allah SWT.:
“Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Alkitab dan orang-orang yang ummi (buta huruf), sudahkah kamu masuk Islam? Jika mereka telah masuk Islam niscaya mereka mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah SWT). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imran (3):20).

Keempat, Fathonah (cerdas), mustahil jahlun (bodoh).
Artinya para nabi dan rasul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.
Satu sifat jaiz para nabi dan rasul, yaitu arodhul basyariyah, artinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya seperti makan, minum, tidur, sakit dan lain sebagainya.

Hadirin rohimakumulloh
Sebagai orang yang beriman kepada para rasul-rasul Allah wajib menampilkan perilaku yang menampilkan sifat-sifat rasul Allah. Di antara perilaku yang menampilkan sifat-sifat rasul Allah adalah:
Pertama, Menjaga amanah yang diberikan Allah SWT kepada kita selaku manusia. Amanat yang diberikan Allah SWT yang paling pokok adalah beribadah kepada-Nya
Kedua, Memelihara sifat jujur
Ketiga, Mengajak manusia mengakui kebesaran Allah SWT. ,baik dalam sifat-sifatNya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah Ketuhanan.
Keempat, Menjelaskan kepada manusia tentang cara-cara memuliakan dan membesarkan Allah SWT dalam bentuk kegiatan ibadah, dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Kelima, Mengajak manusia untuk memilih akhlak yang mulia
Keenam, Menjelaskan aturan-aturan kehidupan manusia.
Ketujuh, Mendorong manusia untuk gigih dan giat berusaha mencapai kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
Kedelapan, Mengajak manusia untuk memalingkan hawa nafsu mereka dari mengecap kelezatan dunia yang fana untuk mencapai cita-cita yang tinggi.

Hadirin rohimakumulloh
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Terima kasih atas perhatianya. Semoga yang tersampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wabillahi taufiq wal hidayah, Walhamdulillah hirrabbil ‘alamin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

(Redaksi Penajournalis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *