Penajournalis.com – Wawancara Eksklusif dengan Mas Shodiq, Pengusaha Ikan Pindang Tongkol di Nguling, Pasuruan, Jawa Timur, oleh Mariska Lubis SE. M. Int. S Komisaris Penajournalis.com (25/04/2020).
Virus Corona memporak-porandakan kehidupan dunia. Banyak yang harus kembali pulang, dan yang tersisa harus terus menjalani kehidupan dengan segala kekhawatiran dan kegelisahan. Namun sesungguhnya yang paling mengkhawatirkan adalah masalah ekonomi dan ketahanan pangan, apakah mampu masyarakat bertahan bila tak lagi ada uang yang berputar dan beredar, sementara stock makanan semakin menipis?!
Dalam keadaan di mana isolasi, karantina, lock down, entah apa pun namanya, saya mendapat kesempatan berjumpa dengan seorang pengusaha ikan pindang tongkol, bernama Mas Shodiq, yang memiliki usaha di wilayah Nguling, Pasuruan, Jawa Timur. Daerah tersebut memang dikenal sebagai wilayah pemasok ikan pindang tongkol. Ada sekitar 20 pengusaha usaha yang sama di wilayah tersebut untuk memasok kebutuhan di wilayah sekitar Jawa Timur.
Mas Shodiq memulai usahanya sekitar 15 tahun lalu, setelah sebelumnya bekerja pada orang lain yang memiliki usaha sama. Ikan Tongkol yang dimasak dengan garam agar awet dan terasa asin, didapat dari pemasok yang datang dari berbagai wilayah. Daerah Nguling memang tak jauh dari pantai, tempat usaha Mas Shodiq berada tak jauh dari pantai utara Jawa Timur.
Sebelum virus Corona mewabah, dia bisa memproduksi kurang lebih 2 ton ikan tongkol asin dan meraup keuntungan sekitar Rp. 30 juta per bulan. Saat Corona mewabah, pria kelahiran tahun 1971 ini, hanya sanggup memproduksi maksimal 1,5 ton saja.
“Itu pun tidak membuat saya bisa langsung mendapatkan keuntungan, karena para pedagang berhutang dan kesulitan membayar langsung, sehingga saya pun harus mengeluarkan modal lebih banyak. Cicilan bank dari pinjaman yang saya pinjam terpaksa harus ditunda, saya meminta kepada bank memberikan keringanan. Untung saya mendapatkan penundaan pembayaran bunga, yang satu ditunda setahun, yang satu lagi 6 bulan,” cerita pria penuh semangat ini.
Beruntung Mas Shodiq masih memiliki modal untuk produksi, bagaimana dengan yang lain?! Entah berapa lama keadaan ekonomi seperti ini, tentunya semakin lama akan semakin berat. Ditambah lagi dengan virus Corona yang entah kapan menghilang dari peredaran, akan semakin sulit bagi pengusaha untuk memproduksi, dan semakin banyak rakyat yang kesulitan mendapatkan bahan pangan, terutama di kota-kota besar.
“Saya pasrah dengan apa yang sudah digariskan oleh Allah, namun saya tidak akan berhenti berusaha maksimal. Kita tetap harus kerja, bukan soal untungnya, tapi supaya masih ada stock makanan bagi orang banyak. Kasihan bila orang-orang tidak tahu harus makan apa. Ikan tongkol asin ini awet, dan bisa dijadikan stock pangan untuk jangka waktu yang lebih lama. Semoga saja ke depan keadaan membaik,” kata Mas Shodiq dengan penuh asa dan semangat. (Mariska Lubis)