AgamaHallo PolisiHallo TNIKarya JurnalistikLintas DaerahNewsRagamRedaksi

Mimbar Dakwah Bersama Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I., : Kedzoliman Kegelapan Pada Hari Qiamat

78
×

Mimbar Dakwah Bersama Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I., : Kedzoliman Kegelapan Pada Hari Qiamat

Sebarkan artikel ini

Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I

Penajournalis.com, – Mimbar Dakwah bersama Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I., da’i Kamtibmas Rohbintal Polsek Koramil Leuwigoong Polres Kodim Garut, Ketua MUI desa Margacinta, Pimpinan Majelis Taklim Sunan Mataram Kp. Cikukuk, Dewan Penasehat Rohani Penajournalis (Jumat 07 Januari 2022).

Kedzoliman Kegelapan pada Hari Qiamat
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

عن جابر رضي الله عنه: أن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛ فَإِنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)). رواه مسلم.

Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: “Takutlah engkau semua, hindarkanlah dirimu semua – akan perbuatan menganiaya, sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat. Juga takutlah – hindarkanlah dirimu semua – akan sifat kikir, sebab kikir itu menyebabkan rusak binasanya ummat yang sebelummu semua. Itulah yang menyebabkan mereka sampai suka mengalirkan darah sesamanya dan pula menyebabkan mereka menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada diri mereka. (HR. Muslim)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1- Bagi seorang muslim yang baik, misi hidupnya hanya satu, berbuat kebaikan sebanyak mungkin selama menjalani kehidupan di dunia fana ini. Tak lebih.
2- Namun, bagi mereka yang tujuan hidupnya bukan mengarah pada ibadah seperti yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bisa jadi visinya sebatas meraih kesenangan sesaat.
3- Orang pertama, untuk meraih impiannya, dia akan menggunakan jalur lurus sesuai aturan dari Allah dan Nabinya. Karena itu orang-orang beriman ini lebih mengutamakan jalan kemaslahatan (kemanfaatan) dibanding kemudaratan. Mereka menghindari cara-cara dzalim untuk mendapatkan apa yang menjadi harapannya misal dalam mencari kedudukan, jabatan, popularitas, harta banyak.
4- Sementara, orang-orang yang jauh dari Allah dan Nabinya, jalur hidup yang ditempuh bukan cara-cara yang baik. Tak sedikit mereka menggunakan cara dzalim untuk mewujudkan apa yang menjadi target hidupnya. Mereka ini tak mengenal cara halal dan haram. Yang hanya satu cara: halal, haram, hantam.
5- Jauh sebelum dunia ini ramai dihuni oleh orang-orang yang dzalim, maka jauh hari juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah mengingatkan umatnya  terutama mereka yang beriman tentang bahayanya sifat dzalim ini. 
6- Hadits di atas menegaskan bahwa kedzaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat. Para pelakunya dihukum sesuai dengan kadar kedzalimannya.
7- Allah Swt mengharamkan perbuatan dzalim atas para hamba-Nya serta melarang mereka saling mendzalimi, karena kedzaliman itu sendiri adalah haram secara mutlak.
8- Dalam sebuah hadits qudsi Allah  Azza wa Jalla berfirman yang artinya, “Wahai para hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling mendzalimi!” (HR. Muslim No. 2577, At-Tirmidzi No. 2495 ) dan Ibnu Majah No. 4257)
9- Imam Al-Maraghi menjelaskan, “Dzalim adalah perbuatan yang menyimpang dari jalan yang wajib ditempuh untuk mencari kebenaran. Sementara itu dalam Mu’jam dikatakan bahwa yang dimaksud dengan dzalim adalah perbuatan yang melampaui batas atau meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.”

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur’an :
1- Allah pun telah mengisyaratkan “Apakah sama antara kegelapan dan terang?” Pasti sangatlah berbeda. Sebagaimana firman-Nya :

قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ قُلِ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَٱتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًۭا وَلَا ضَرًّۭا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِى ٱلظُّلُمَـٰتُ وَٱلنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا۟ لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُوا۟ كَخَلْقِهِۦ فَتَشَـٰبَهَ ٱلْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُوَ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّـٰرُ

Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS. Ar-Ra’d ([13] : 16).

2- Kata kegelapan bermakna seseorang tidak bisa melihat, atau buta, seperti disebutkan di dalam ayat:

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ * قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرٗا

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” (QS. Thaha [20]: 124-125).

3- Orang-orang yang zalim karena mempersekutukan Allah seorang kerabat pun dari kalangan mereka yang dapat memberi manfaat bagi mereka, tiada pula pemberi syafaat pun yang dapat diterima syafaatnya, bahkan semua penyebab kebaikan telah terputus dari mereka.

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. (QS. Ghofir:18).
Wassalam’ualaikum Wr.Wb.

(Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *