Penajournalis.com – ” PUASA ULAR ” oleh Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I dai Kamtibmas Polres Garut, ketua MUI desa Margacinta, dewan penasehat rohani penajournalis.com (30/04/2020).
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.
Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus BERPUASA tanpa makan dalam kurun waktu tertentu.
Setelah PUASANYA TUNAI, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Ibroh dari puasanya ular:
1. WAJAH ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
2. NAMA ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ULAR.
3. MAKANAN ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
4. CARA BERGERAK sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
5. TABIAT dan SIFAT sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
PUASA ULAT
Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa
Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama KUPU-KUPU.
~ Ibroh dari puasanya ulat :
- WAJAH ulat sesudah puasa berubah INDAH MEMPESONA
- NAMA ulat sesudah puasa berubah menjadi KUPU-KUPU
- MAKANAN ulat sesudah puasa berubah MENGISAP MADU
- CARA BERGERAK ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah TERBANG di awang-awang.
- TABIAT dan SIFAT berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu PENYERBUKAN BUNGA.
●KESIMPULAN
Hakikat puasa bukanlah hanya menahan lapar dan haus saja, namun kita jg harus menahan dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yg tidak baik, sehingga kedepan kita bisa menjadi lebih baik lagi dari pada hari ini.
Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa dan mampu menjadi “khairunnas anfa’uhum linnas” (sebaik-baik manusia ialah yang dapat memberikan manfaat bagi manusia lainnya).
Selamat berpuasa Ramadhan, semoga kita lulus menjadi Muttaqin. Aamiin. (Redaksi Penajournalis.com)